Bagi sebagian orang, memiliki
masa lalu yang tidak baik mungkin cukup memalukan. Bahkan beberapa orang sulit
tuk menerima dan menghargai keadaan diri sendiri saat ini. Terkadang rasa
penyesalan terlalu besar dan mengalahkan kelapangan hati yang ingin memaafkan
diri.
Saat diri dianggap baik oleh
orang lain, rasa sulit menerima diri semakin menjadi. Karena kebaikan di mata
orang lain inkongruen dengan kenyataan bahwa orang-orang hanya melihat dan menerima
sisi baik diri. Terbersit dalam pikir kecurigaan bahwa orang-orang itu akan
menjauhi saat tahu keburukan diri.
Namun, masa lalu akan tetap jadi
masa lalu. Sesuatu yang sudah terjadi tidaklah bisa diubah. Masa kini dan esok,
hiduplah pada masa itu. Saat hati dan diri sudah bisa keluar dari ingatan buruk
masa lalu dan lebih menjadikannya sebagai pelajaran (konotasi positif) bukan
penyesalan (konotasi negatif), disitulah kelapangan hati bisa menerima diri
sepenuhnya.
Indahnya menerima diri bergantung
bagaimana cara pandang mata hati memilah dan memilih konotasi positif di masa
lalu.
Tapi tetap saja, hati malah
merubah kecurigaan menjadi rasa malu saat orang lain memandang baik diri. Karena
meskipun sudah menerima dengan kelapangan hati, manusia terkadang selalu ingin
yang lebih dan mencari.
Keep hamasah ukh��
BalasHapus