Gue baru sadar, ternyata apa yang gue
bilang di postingan gue yang ke dua (Porsi yang Pas dari-Nya) itu beneran
kejadian. Di akhir gue sempat bilang "Sekarang bagi gue
swasta atau negeri ga masalah, kembali ke diri masing-masing. Bagaimana kita
bisa mengoptimalkan diri kita". Dari situ, entah kenapa diri gue seolah terpacu untuk mengoptimalkan
kemampuan yang gue bisa, kemampuan yang ada dalam diri gue. Ini rasanya lebih
bersemangat dibandingkan saat gue SMA dulu.
Dan di postingan yang sebelum ini (saat candaan
berubah konteks) itu adalah salah satu bumbu dari masa-masa gue yang berusaha
(nyolong start) satu langkah lebih dahulu dari temen gue. Sebenarnya niat gue
bukan untuk satu langkah lebih dari temen-temen gue (orang lain), tapi satu
langkah maju dan lebih baik dari diri gue yang sebelumnya. Kalau sebelumnya gue
banyak leha-leha, gue sekarang pengen banget berusaha buat enggak leha-leha
lagi. Belum saatnya gue buat santai.
Tapi karena saat itu gue lebih tertarik untuk
terpacu soal akademik, sekarang alhasil gue mulai meninggalkan organisasi yang
udah gue cintahh banget (padahal gak niat begitu). Tapi insya Allah semua gak
ada yang percuma kok, di depan pasti gue nemu jawaban yang udah di rancang
Allah biar gue nemuin jawaban itu.
Intinya, saat kita terpacu dan fokus akan sesuatu
lalu kita mencatatnya (dalam tulisan, pikiran, niat, dll) itu otomatis bakal
jadi doa dan tersimpan di alam bawah sadar kita, sehingga otak kita (tanpa
disadari) sedang menuju ke arah apa yang benar-benar ingin kita capai, dan
tentunya dengan seizin Allah juga.
nnttaabbbss banget nih bu
BalasHapus