Kali ini, gue mau cerita seputar pengalaman gue di bidang akademik
selama menjalani kuliah 1 tahun alias 2 semester. Tapi, sebelum kita caww ke
cerita gue, gue mau ngucapin congratulations and welcome to the real world buat
temen-temen yang sudah diterima di universitas yang diimpikannya. Dan buat
temen-temen yang belum dapat, tenang, masih bisa berjuang di tahap ujian
mandiri atau pilih swasta juga tak masalah ya kan! Dan buat temen-temen yang
belum dapat juga, jangan khawatir yo, kamu tak sendirian karena gue pribadi
pun, pernah mengalami masa-masa penuh dengan rasa minder, hehe tapi harus tetap
yakin kamu bisa melewati ini semua! (buktinya gue masih hidup) :D
Jadi begini, pertama kuliah itu transisinya amat sangat terasa. Kamu
harus belajar dengan sistem yang berubah 180⁰, benar-benar tak seperti SMA. Selain sistemnya beda, waktu KBM pun lebih
lama. Dan yang paling penting, jangan kaget dengan manusia yang paling berlagak
ala-ala dewa (uhukkk) dosen maksudnya. Kenapa ala-ala dewa? Karena nasib
studi kamu ada di tangan dia wkwk. Tapi jangan takut, selalu ada kok dosen yang
bisa diajak cincai (walaupun bisa dibilang 1:100).
Terkait
manusia yang ala-ala dewa itu, jangan heran kalau kamu nanti sering di php-in,
jangan kaget kalau nanti tugas yang sudah kamu kerjakan mati-matian masih
ditolak alias harus direvisi, jangan sampai kena serangan jantung kalau kamu
tiba-tiba dapat tugas (yang harus butuh analisis) jam 9 malam dan harus sudah
selesai besok, jangan baper juga saat dibilang dosen sudah magister dan
doktor, tidak butuh yang seperti ini, intinya mereka super sekali dan
istimewa. Tapi, walau begitu, kita harus tetap berusaha tidak bermasalah dengan
manusia yang satu ini, karena sekali lagi, nasib studi ada di tangan dia.
Awal-awal
kuliah semester 1 memang tidak se-extreme itu, dominan tugas kelompok
dalam setiap mata kuliah dan dosennya pun masih disajikan yang tidak killer-killer
banget. Tapi, karena dominan tugas kelompok, jangan heran kalau kamu mulai
merasa “mendingan tugas individu daripada kelompok, yang satu ngerjain, yang
lainnya berkelompok”, tidak berbeda jauh memang dengan tugas-tugas kelompok
pada umumnya yang sudah pernah kita alami saat SMA dulu, bedanya sisi keegoisan
dan individualis mulai semakin terasa. Bahkan tak jarang ketika mengumpulkan
tugas, ada nama-nama yang ditandai, entah dengan bintang, dengan tulisannya
yang warna merah alias beda sendiri, atau yang paling extreme, namanya tidak
ada alias dicoret alias dihapus alias di kick diam-diam dari kelompok.
Menginjak
semester 2, aura-aura horror dari setiap dosen mulai terasa. Dan inilah masa
awal perubahan tugas-tugas, kita akan lebih ditekan dengan tugas yang semakin
numpuk dan deadline-nya berdekatan, tugas kelompok mulai jarang, namun
pasti sering muncul pertanyaan “maksud dosennya gimana sih? Kok gue gak
ngerti” atau mungkin bertanya ke teman, tapi dia sendiri pun tak mengerti,
atau ada yang mengerti, saat dia menjelaskan berdasarkan pemahamannya, kita
malah semakin tidak mengerti.
Tapi,
itulah sedikit warna-warni dan bumbu dalam perjalanan akademik di perkuliahan. Malah
bisa dibilang, ini hanya sekilas saja, aslinya sangat berjuta warna beragam
cerita.
Jangan
dibayangkan, karena pasti akan merasa “ahhh sama aja kayak SMA”. Namun percaya
atau tidak, ini benar-benar berbeda setelah dialami. Jadi, persiapkan saja
fisik dan mental temen-temen, apalagi yang kuliahnya nanti jauh dari orang tua (kost ataupun asrama) ☺
Waah, tulisannya bermanfaat sekali..����
BalasHapusTulis lagi dong kak,detail seputar perkuliahan.. Kaya pengalaman/perlukah ikut UKM, management waktu, nasihat pilih teman dekat, hangout/nongkrong perlukah, atau yang terakhir homesick, karena kebetulan aku mau ngekost:') Terimakasii ka Puput..��✨
Wahhh terima kasih sudah berkunjung, Kak Insyira.
HapusUsulnya saya tampung, ya. Kalau berkesempatan, nanti saya tuliskan hehe